Lima Alasan Warga Negara Indonesia harus menjelajah Maroko
- May 26, 2018
- By FitriYenti
- 3 Comments
Maroko, sebuah negara
bekas jajahan Prancis di benua Afrika bagian Utara. Maroko kini dilirik banyak
wisatawan sebagai tempat berlibur, karena alamnya yang indah, budayanya yang
menarik, dan kulinernya yang unik.
Walaupun
harus melakukan penerbangan selama hampir 24 jam lamanya, jumlah masyarakat
Indonesia yang mendatangi Maroko meningkat setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan
jumlah maskapai yangs emakin variatif dan banyaknya promo-promo tiket pesawat menuju Bandara Internasional Mohammed
V di Casablanca.
Nah kenapa harus
mengunjungi Maroko, negara yang biasa disebut dengan “Al Magribi” ini? Berikut lima alasan Warga Negara Indonesia harus menjelajah Maroko:
1.
Bebas Visa Bagi WNI
Bahagia sekali rasanya mengetahui bahwa
untuk masuk ke Maroko, kita sebagai Warga Negara Indonesia tidak perlu mengurus
visa. Iya, tidak perlu pakai visa jika ingin traveling kesana. Kerajaan Maroko memberikan izin tinggal selama
90 Hari bagi WNI yang berkunjung. Kenapa kita bebas masuk Maroko tanpa visa?
Ini adalah hadiah dari Raja Mohammed V kepada Presiden Pertama kita, Ir.
Sukarno. Hubungan diplomatik Indonesia-Maroko sangat baik sejak negara yang
juga dijuluki negeri seribu benteng ini merdeka tahun 1957. Presiden Sukarno
memulai kunjungan kenegaraannya pertama tanggal 2 Mei 1960. Jadi, sejak itu
seluruh Warga Negara Indonesia yang ingin datang ke sana, bebas dari pengurusan
visa.
2.
Masjid Hassan II sebagai
Mesjid Terbesar ke Tiga di dunia
Berlokasi di Casablanca, Masjid Hassan
II merupakan masjid yang terbesar di dunia setelah Masjidil Haram di Mekkah dan
Masjid Nabawi di Madinah. Menakjubkan bukan? Berkunjung ke masjid yang memiliki
menara setinggi 210 meter/ 689 kaki ini membuat kita berdecak kagum, karena
setengah dari area masjid ini berada di atas Samudra Atlantik. Angin sepoi-sepoi
menyapa muka ketika akan masuk ke pintu mesjid. Interior dan eksterior megah
nan menawan campuran Arab dan Eropa adalah ciri khas Masjid Hassan II. Dibangun
oleh arsitek asal Prancis bernama Michael Pinseau, Hassan II menampung 25.000
jemaah di ruang utama masjid, dan 105.000 jemaah bisa ditampung jika seluruh
areal dipergunakan. Keunikan lain masjid ini yaitu bisa dikunjungi oleh seluruh
umat agama di dunia. Tentu saja hal ini tidak berlaku di Masjidil Haram maupun
Masjid Nabawi. Masjid yang atapnya didominasi oleh warna biru ini dibuat
sebagai bentuk hadiah ulang tahun Raja Hassan II, dibangun selama 4 tahun dan
menghabiskan dana USD 800 Juta.
![]() |
Credit to : www.mosque-hassan2.com |
3.
Lokasi syuting film
Hollywood
Siapa yang sudah menonton film
“Spectre”? Ya, film dengan tokoh James Bond sebagai agen 007 mengambil Maroko sebagai lokasi syuting.
“L’Americain” yang dicari oleh Bond terletak di Tangier, salah satu kota di
negara yang dijuliki Al Magribi ini. Tempat syuting film yang terkenal lainnya
Ouarzarzate. Sebut saja Mission Impossible 5, Troy, Game of Throne dan Kingdom
of Heaven pernah syuting di sebuah tempat yang bernama Ait Benhaddou. Sebuah
studi besar dengan fasilitas mewah dan taraf internasional telah dibangun untuk
mendukung film-film Hollywood mengambil gambar di banyak tempat di Maroko.
Seorang staff hotel sangat berbahagia ketika dia memberikan “welcome drink”
kepada Bradd Pitt dan Angelina Jollie yang akan memulai syuting sebuah film
berjudul “Alexander”. Tidak hanya film-film Hollywood saja yang syuting di
negara yang dihuni oleh suku asli bernama Berber ini, tapi juga film-film
Prancis seperti Asterix et Obelisk, Napoleon, dan L’anniversaire.
![]() |
Credit to : www.friendlymorocco.com |
4.
Jalan Soekarno di Rabat
Presiden pertama Indonesia tercinta ini,
namanya diabadikan menjadi sebuah jalan di Kota Rabat, Ibu kota Maroko. Rasa
bangga, haru dan semangat patriotisme terasa bergelora di dalam dada ketika
berjalan di Jalan Soekarno. Founder
negara yang terdiri dari 17.000 pulau ini memang profilnya sangat istimewa di
mata Raja Maroko saat itu. Tidak sulit menemukan Jalan Soekarno atau Rue
Soukarno di Ibu kota Maroko tersebut. Letaknya pas di samping kantor pos
terbesar di Kota Rabat dan tidak jauh dari stasiun kereta Casa Voyage. Jalan
Soekarno ini cukup ramai dilewati warga karena menghubungkan langsung antar
jalan utama di kota Rabat. Peresmian Jl. Seokarno sendiri dilakukan oleh Raja
Mohammed V dan dihadiri langsung oleh Presiden Sukarno pada tahun 1960. “Saya
bangga memiliki presiden seperti Soekarno “ itulah yang dikatakan Rai Rahman,
seorang jurnalis media nasional yang sempat merasakan tinggal di negara Maroko.
Selain Rue Soukarno, di Rabat juga kita bisa mengunjungi Rue Bandung dan Rue
D’jakarta. Kurang bangga apalagi kita sebagai bangsa Indonesia, nama presiden,
nama ibu kota negara, dan nama ibukota provinsi dijadikan nama jalan di sebuah
negara di utara Afrika sana.
![]() |
Credit to : www.kompastravel.com |
5.
Oukaimeden
Nama tempat ini memang agak asing bagi warga
negara Indonesia yang terbiasa mendengar kata Marrakesh dan Gurun Sahara jika berkunjung ke Maroko. Maroko tidak hanya
punya sahara, tapi juga pegunungan Atlas bersalju yang membentang di selatan
Marrakesh. Oukaimeden, terletak pada
ketinggian 2600 -3200 mdpl merupakan surga bagi peselancar ski. Ditempuh dalam
waktu 90 menit dari Marrakesh dengan jalan darat, resort ski ini dilengkapi
dengan kereta gantung, hotel, dan restoran. Salju turun di pegunungan Atlas
setiap tahunnya di musim dingin tiba, sekitar bulan Desember - Februari. Anda
tidak perlu membawa peralatan ski, karena resort yang terletak dekat Jebel Toubkal
ini menyewakan peralatan ski. Ingin naik kereta gantung? Cukup dengan 25 dirham
anda bisa berwiasata dengan kereta gantung dengan pemandangan salju di
sekeliling. Tertarik bermain ski? Dipuncak Oukaimeden bisa bermain ski
sepuasanya dengan harga sewa 30 dirham.
Jadi kapan kamu berencana mengunjungi negeri "Seribu Benteng ini pembaca?
![]() |
Credit to : www.niceexperincetravel.com |
Jadi kapan kamu berencana mengunjungi negeri "Seribu Benteng ini pembaca?