Travel Writer, Yudasmoro, 199
hal, Metagraf [Tiga Serangkai]
Dari pembicaraan serius
dengan travelmate saya yang satu ini
disaat desperate karena penerbangan
ke Denpasar dibatalkan sepihak oleh maskapai, membawa hasil bahwa pria bernama
lengkap Raden Yudasmoro Minasiani selain sebagai jurnalis, juga sebagai penulis
buku yang berjudul “Travel Writer”. Hanya sepuluh hari setelah obrolan serius
itu, bukunya saya dapatkan langsung dari penerbit di Kota Solo
Sampul Depan Buku Travel Writer |
Buku yang sudah
diterbitkan sejak tahun 2012 ini mengupas dengan tuntas bagaimana menjadi seorang
travel writer profesional, mampu bertahan menghadapi ujian dan rintangan yang terjadi
di lapangan. Covernya didominasi oleh warna kuning bergambarkan photo penulis
sendiri yang sedang duduk santai sambil melihat laptop di sebuah stasiun kereta
api.
Belakangan ini profesi
travel writer begitu booming dan
sesuatu yang diidam-idamkan banyak orang. Menurut Mas Yudas, begitu saya
memanggil travelmate saya ini, konteks
travel writer sendiri bisa di jabarkan menjadi bermacam-macam implementasi. Ada
travel writer yang fokus menulis buku, ada yang menulis untuk media massa (cetak
dan online). Ada juga yang menulis untuk keduanya sebagai blogger (Hal.3)
Ada beberapa hal yang
menjadi pendukung travel writer yaitu:
1.
Powerful blog
2.
Mengenal media
3.
Membangun jaringan
4.
Kartu nama
5.
Ide
6.
Internet
7.
Jejaring sosial
8.
komunitas
Delapan hal diatas menurut Mas Yudas
berfungsi untuk memperkenalkan, memasarkan dan sebagai standar profesionalisme
seorang travel writer itu sendiri (Hal.18)
Buku ini tidak hanya bercerita tentang
cara penulisan artikel, tetapi juga menjelaskan bagaimana photo-photo dalam
kegiatan traveling menarik ketika dilihat pembaca. Mas Yudas juga menjelaskan
bahwa photo tidak mesti diambil dengan kamera DSLR. Dalam keseharian ketika
liputan, untuk memudahkan pengambilan gambar, tak jarang Mas Yudas menggunakan
kamera saku digital atau kamera dari mobile
phone.
Biarkan gaya-gaya penulis favoritmu
merasuki tulisanmu. Di saat awal kamu akan merasa sulit menemukan gaya kamu
sendiri karena mungkin terlalu banyak dipengaruhi gaya tulisan penulis lain.
Akan tetapi biarkan waktu yang akan menjawabnya. Semakin lama gaya tulisanmu
akan terbentuk dengan sendirinya. Jangan khawatir (Hal.111) Itu yang dijelaskan
oleh Social Media Specialist Majalah
Panorama ini, mengenai gaya penulisan travel writer yang semuanya membutuhkan
proses dan tekun menulis tanpa menyerah.
Selain memberikan semangat kepada siapa
saja yang akan menjadi travel writer, buku
ini juga berisi artikel-artikel Mas Yudas yang telah diterbitkan di berbagai
media seperti Garuda Inflight Magz, Jalan-Jalan, serta Getaway Magz.
Artikel-artikel tersebut ditulis dengan baik dalam bahasa Indonesia maupun
dalam bahasa Inggris. Artikelnya juga sangat variatif, seperti artikel
berwisata religi, travel adventure, travel horor, travel culture
dan travel culinary.
Quotes yang paling saya suka di buku
ini adalah “Menulis bagi saya bukan hanya merangkai alfabet menjadi sebuat
kata, kalimat, paragraf atau artikel. Menulis adalah cerminan cara berpikir
kita. Menulis adalah membangun landmark
diri kamu pada sebuah media yang berbeda. Kalau menara Petronas itu menjadi landmark Malaysia dan Monas adalah landmark Jakarta, tulisanmu adalah
landmark yang kamu bangun tentang diri kamu sendiri (Hal.127)
Buku ini sangat saya rekomendasikan
bagi pembaca yang ingin menjadi travel writer tangguh, dan pantang menyerah
untuk mencapai kesuksesan. Pria berkacamata yang menyukai pantai dan humor ini
sangat jelas merinci dari mulai langkah-langkah menulis, gaya menulis,
membangun relasi/networking, teknik
mendapatkan photo yang menarik, motivasi ketika menulis hingga menampilkan sebagian
besar artikel-artikel terbaiknya yang pernah dimuat di berbagai media.
“Traveling-
it leaves you speechless, then turns you into a storyteller” -Ibn Battuta-
3 comments
buku ini cocok untuk kamu yangsuka menulis dan bepergian..
ReplyDeleteBermanfaat banget kak, kayaknya aku udah harus mulai dengan beberapa hal yang menjadi pendukung travel writer. hehehe
ReplyDeletekan usah punya blog..tinggal di maintain dg baik sajo.. semangat..
DeleteBerkomentarlah sebelum komentar itu ditarif...