Sensasi Live on Board 4 Hari 3 Malam Di Laut Flores dan Labuan Bajo #1
- August 06, 2018
- By FitriYenti
- 1 Comments
“Hai Paras, aku udah sampe terminal tiga ya”
kukirimkan pesan singkat itu ke Paras, yang mengkordinir keberangkatanku pagi
itu ke Labuan Bajo. Ya ini perjalananku bersama Komunitas Getlost Family yang
pertama kali. Majalah Getlost mengadakan “Open Trip” saat itu ke Labuan Bajo
yang pas sekali dengan jadwalku untuk bisa izin dari kantor.
![]() |
Bandara Labuan Bajo Yang Kece |
Setelah transit di
Denpasar, kami melanjutkan perjalanan menuju Bandara Komodo di Labuan Bajo, Nusa
Tenggara Timur selama 1,5 jam dengan menggunakan maskapai Wings Air. “Wah Bandara Komodo lebih keren ya sekarang”
ujar Mas Yudas, rekan perjalananku yang sudah pernah menginjakkan kaki di
Labuan Bajo sebelumnya. Ya bandara megah ini baru saja selesai pembangunannya
ketika pertama kali kakiku menginjakkan bumi Flores ini.
Panasnya mentari siang itu langsung menyapa pipiku, topi lebar dan kaca mata
hitam yang kugunakan ternyata belum mampu menghalau rasa panas di siang hari
itu. Setelah seluruh rekan-rekan trip
yang berjumlah 25 orang ini berkumpul di depan bandara, kami segera menuju
pelabuhan yang jaraknya hanya 20 menit saja ditempuh dari Bandara Komodo. Yak,
kami akan mengarungi Laut Flores selama 3 hari loh!
![]() |
Kota Labuan Bajo |
Hari Pertama, bertemu Sang Komo di Pulau Rinca
Tepat Pukul 15.00
WITA kapal megah yang kami naiki mulai berlayar mengarungi Laut Flores. Laut
berwarna biru tua ini akan menjadi sahabatku selama beberapa hari ini. Dengan
ridho allah kupanjatkan doa agar perjalanan kami lancar dan selamat. Tak henti-henti
ku mengagumi lautan luas ciptaanNya ini. Fasilitas kapal phinisi ini cukup
lengkap, ada 6 kamar yang dilengkapi dengan tempat tidur, kamar mandi, tempat
bersantai, dapur, dan ruang berkumpul. Sinyal ponsel semakin jauh semakin
hilang dari peredaran. Setelah 90 menit pelayaran pertama ini, kapal kami
sampai ke Pulau Rinca, salah satu pulau yang merupakan rumah bagi Komodo, hewan
buas khas Indonesia yang sangat dilindungi. Perasaan campur aduk kurasakan ketika ingin
berjumpa hewan istimewa ini. Kami berkumpul dan ditemani oleh ranger yang akan
memandu kami selama berada di area Pulau Rinca.
Waktu sudah senja ketika kami bertemu Big Dragon ini, melata di atas
tanah dengan gerak pelan tapi pasti. Big Dragon dengan mudah mengumpulkan
teman-temannya untuk
berkumpul. Jantungku semakin tak karuan berdebar diantara perasaan gembira,
takut dan was-was. Tidak ada penduduk di kawasan pulau ini, namun ada wisma/penginapan miliki
pemerintah daerah yang di bisa disewa di sini. Wah sungguh berani sekali jika
ada wisatawan yang menginap di sini.
Ketika kami akan keluar dari Pulau Rinca, berjumpalah kami dengan 3
orang pemuda yang memang akan menginap di wisma milik pemerintah tadi. Wow banget nih mas-masnya.
![]() |
Kapal Phinisi nan Megah |
![]() |
Sang Komo nan lincah |
Hari Kedua, memanjat tiga per empat Pulau Padar - Snorkeling di Pink Beach dan Menjemput sunset
di Gili Lawa
Setelah mengunjungi Pulau Rinca, kami
melanjutkan pelayaran kembali malam ini. Malam diisi dengan menyantap sejumlah
makanan lezat yang menggugah selera seperti goreng udang balado, tumis kangkung
seafood, gulai cumi-cumi serta aneka buah-buahan segar. Angin malam menyapa
sangat kencang, tapi keriuhan di ruang makan masih terjadi hingga larut malam,
apa yang terjadi? Main kartu rupanya pembaca. Seru sekali teman-temanku ini
bermain kartu. Hingga kami merasa sudah sampai di sebuah tempat, karena sudah
tengah malam, kami tidak tau persisnya dimana merapat.
Sebelum subuh kami
dibangunkan untuk segera bersiap-siap hiking ke Pulau Padar yang merupakan salah satu spot terpenting
dalam pelayaran kali ini. Cukup menantang
ternyata hiking menuju puncak Pulau Padar, perjuangan mencapai puncaknya
dilakukan selama 45 menit hiking dengan medan yang terdiri dari pasir,
batu-batuan dan rumput-rumput kering. Pemandangan yang ditawarkan di puncak
memang sangat menakjubkan. Kamu harus ke sini loh pembaca.
Turun
dari Puncak Padar, makanan lezat telah menunggu kami di kapal, sarapan pagi
kami kali ini nasi goreng, mie goreng, telur dadar, dan ditutup oleh mangga
manis yang dimasak sepenuh hati oleh chef handal kapal kami. Sungguh suatu
berkah yang sangat patut disyukuri, menyantap sarapan pagi dengan pemandangan
laut Flores yang biru.
![]() |
Tiga Per Empat Padar |
Pelayaran
kami laksanakan kembali di bawah matahari yang bersinar terang dan angin yang
mulai kencang. 2 jam kemudian sampailah kami ke salah satu spot snorkeling yang
wajib dikunjungi oleh wisatawan, yaitu Pink Beach. Dari tengah lautan
teman-temanku mulai satu persatu terjun ke laut untuk snorkeling, melihat
mereka dari atas kapal kelihatannya bahagia berjumpa ikan-ikan nan cantik serta
koral-koral Kepulauan Komodo yang telah mendunia. Pink Beach memiliki
pasir-pasir yang berwarna putih bercampur pink yang disebabkan oleh plankton-plankton berwarna pink yang hidup di sana. Cuaca terik di pukul 12.00 WITA siang itu
tidak menyurutkan semangat teman-temanku untuk terus menyatu dengan lautan
Flores. Yang kulakukan adalah duduk manis di pinggir pantai bersama teman-teman
lain yang tidak ingin snorkeling siang itu.
![]() |
Pink Beach di siang hari |
Setelah
puas menikmati bawah laut area Pantai Pink, pelayaran dilanjutkan kembali, kali
ini pelayaran kami cukup panjang dari siang, baru kira-kira jam 4 sore kami
sampai di Gili Lawa. Rencananya kami pun akan bermalam di pulau ini loh.
Pendakian ke puncak gili lawa memakan waktu tempuh selama 90 menit, bukit berundak-undak
dan medan trekking yang cukup ringan dibandingkan Pulau Padar memudahkan
teman-temanku untuk sampai di puncak pulau tidak berpenghuni ini. Kami memang
mengagendakan melihat mentari kembali ke peraduan di Gili Lawa ini. Selain di
puncak, sisi kiri Gili Lawa juga tak kalah menarik untuk di jelajah. Sisi kiri
ini tidak terlalu tinggi untuk didaki, tapi pesona menikmati matahari terbenam
di sini memiliki keistimewaan tersendiri. Jarak matahari sangat dekat terasa
dengan air laut, jadi kombinasi biru tosca, kuning jingga dan oranye menjadi
satu.
![]() |
Sisi Kiri Gili Lawa |
Hari
sudah senja menjelang magrib, perut sudah lapar dan malam ini menu makanan
lezat sudah menanti, dengan nikmat kami santap udang balado, goreng cumi
tepung, gulai sayur labu dan buah-buah segar. Entah lah, selama dua hari
berlayar ini semua makanan yang disajikan punya rasa yang luar biasa enak.
Porsinya pun banyak, kami tidak merasa kekurangan dengan makanan-makanan di
kapal keren ini.
![]() |
Sunset di Gili Lawa |
Hari
semakin malam, lautpun tenang kemudian Mas Anton tour guide kami mengajak kami
kembali ke daratan untuk berkumpul dan bersantai menikmati malam di Pulau Gili
Lawa ini. Kegiatan kami selain ngobrol santai yaitu memasak udang, cumi dan
ikan bakar yang segar. Sungguh sebuah nikmat mana lagi yang kamu dustakan.
----Bersambung
1 comments
Kembali ke sini adalah impian
ReplyDeleteBerkomentarlah sebelum komentar itu ditarif...