Duka dan Laraku Untuk Banten dan Lampung Selatan
- December 25, 2018
- By FitriYenti
- 1 Comments
Minggu pagi ketika membuka ponsel
pukul 08.15 WIB beberapa teman mengabarkan tentang tsunami yang terjadi di Banten
dan Lampung Selatan.
Aku berpikir ini masih biasa saja,
ternyata setelah membaca berita di twitter, nonton youtube, dan langsung
menonton televisi, dampak tsunami ini parah sekali. Malam minggu itu karena
ngantuk, aku tertidur jam 21.15 yang katanya tsunami menerjang bibir pantai
pada 21.22 Wib
.
.
Sejumlah orang meninggal bahkan
berita terbaru menyebutkan ratusan jiwa, ribuan orang mengungsi, dan masih ada
juga yang hilang. Sejumlah public figur meninggal dunia ketika menjadi bintang
tamu acara family gathering sebuah BUMN terkemuka miliki negeri. Sebut saja
anggota band seventeen, aa jimmy dan keluarga.
Duka ku untuk negeri ini tak hingga,
hingga aku menemukan bahwa sejumlah daerah di Kalianda, Rajabasa (Lampung
Selatan) juga terkena dampak tsunami. Aku mengontak Zahra di Kebangsaan.
Kebetulan dia sedang pulang ke Bandar Lampung. Sekolah pun aman, namun Kota
Kalianda, Teluk Betung dan sejumlah daerah di Rajabasa luluh lantak tersapu
tsunami malam Minggu itu.
Aku mengontak mantan atasanku yang
kulihat di sosial medianya sedang bepergian, ternyata dia menuju rumah sakit di
Kalianda membantu mengantarkan kakaknya yg dokter. RS Bob Bazar Kalianda
kekurangan dokter yang berdinas di hari itu. Bencana memang tidak mengenal
libur. Pada saat kejadian, liburan natal dan akhir tahun, baru saja dimulai.
Bertepatan dengan liburan anak-anak sekolah.
Desa Kunjir, 45 menit dari SMA
Kebangsaan di Penengahan pernah jadi pelipur laraku ketika bosan melanda pada
siang itu. Ketika ku meminta meeting di pantai beberapa bulan lalu. Ketika dengan senang hati Wempi,
Arfan, dan Zahra menemaniku untuk sedikit bersantai di pinggir pantai Desa
Kunjir. Pantai yang langsung menghadap Selat Sunda itu airnya sangat biru.
Batu-batu pemecah ombak hadir agar pengunjung tetap mematuhi peraturan yang
telah ada. Jalan menuju Desa Kunjir cukup baik, jalanan beraspal mulus itu
sengaja dibangun karena daerah ini merupakan daerah wisata.
![]() |
Desa Kunjir Sebelum Terdampak Tsunami Photo Credit to : www.kaliandanews.com |
Banyak bale- bale tersedia di pinggir
pantai agar wisatawan bisa bersantai menikmati angin yang sepoi-sepoi. Setelah
memberikan materi training ke Zahra di bale-bale pinggir pantai, Arfan
memesankan segelas es campur dan semangkuk mie rebus. Tak terasa hari
menunjukkan pukul 16.00, saatnya kembali ke sekolah. 45 menit di lalui dengan
pemandangan indah khas pesisir, pohon kelapa yang berdiri tegak serta birunya
laut sejauh mata memandang.
Kini ku tak bisa membayangkan kondisi
Desa Kunjir sekarang, Zahra mengatakan kondisi bangunan-bangunan yang rata
dengan tanah serta banyaknya warga yang jadi korban ,baik yang wafat maupun
yang luka-luka. Tak terasa air mata meleleh di pipi, bale-bale pinggir pantai,
ibu warung yang jualan es campur, dan warga di pinggir pantai.
![]() |
Desa Kunjir Setelah Terdampak Tsunami Photo Credit to : www.lampungpost.com |
Semoga allah melapangkan jalan mereka
menujuNya. Refleksi untuk kita, manusia yang hanya hidup sementara di
dunia.
1 comments
semoga dalam waktu dekat bisa ke Lamsel lagi
ReplyDeleteBerkomentarlah sebelum komentar itu ditarif...