Setelah puas berlayar
dengan cruises keren di Selat Bosphorus kami melanjutkan perjalanan ke beberapa
tempat di Istanbul. Ada banyak tempat-tempat wisata menarik di Istanbul yang
harus didatangi oleh wisatawan, jika kamu menyukai hal-hal berbau sejarah, mari
kita masuk ke lorong waktu dan imajinasi 500 tahun yang lalu di beberapa tempat
seperti :
Top Kapi Sarayi yang agung
Top
Kapi Palace atau orang Turki biasa menyebut dengan Top Kapi Sarayi merupakan
peninggalan sejarah zaman dahulu yang masih terjaga baik hingga saat ini.
Istana ini merupakan kediaman Sultan Ustmaniyah selama 600 tahun [1465 – 1856].
![]() |
Gerbang Top Kapi Palace |
Berbagai
peninggalan milik Nabi Muhammad SAW juga tersimpan rapi dan utuh di museum yang
letaknya tidak jauh dari Selat Bosphorus ini. Mantel, rambut, janggut, gigi,
busur, dan pedang milik Baginda Rasulullah SAW merupakan koleksi Istana Top
Kapi yang tak ternilai harganya.
Selain
Nabi Muhammad SAW, kita juga bisa melihat dengan jelas tongkat Nabi Musa,
pedang milik Nabi Daud, jubah kepunyaan Nabi Yusuf, dan pedang-pedang yang
dipakai ketika perang oleh sahabat-sahabat Nabi Muhammad SAW. Tak ketinggakan
mantel milik Fatima, Putri Nabi Muhammad menjadi penghuni museum yang tidak pernah
sepi pengunjung ini.
Istana
ini sangat luas, dan untuk masuk ke bagian utama istana kami melewati 3 gerbang
gate. Setelah masuk ke Gate pertama, kami disuguhkan taman yang luas dengan
rumput hijau, dan pohon-pohon meranggas khas musim semi. Terdapat juga kursi
untuk duduk-duduk santai jika lelah berjalan kaki. Walupun panas terik dan jam
di tanganku menunjukkan pukul 2 siang, namun suhu udara di Istanbul siang itu 7
◦ C.
Tiket Masuk Top Kapi Sarayi |
Ku
tak pernah bermimpi untuk datang ke tempat ini, aku syukuri saja nikmat dan
berkah yang Allah SWT berikan kepadaku. Aku sangat menikmati saat-saat melihat
benda-benda milik Nabi Muhammad SAW berada di depan mata seraya membayangkan
andaikan aku bisa bertemu beliau apa yang kira-kira akan terjadi?
Setelah
menyambangi tiga bangunan utama istana, aku mengajak Lutfi ke area dapur yang
menurut sejarah, dapur ini memasok makanan dan minuman sehari-hari untuk 4000
orang penghuni istana. Wow 4000 orang? Bisa dibayangkan sebanyak apa makanan
dan minuman yang dimasak hari per harinya.
Dapur
istana ini berbentuk lorong-lorong panjang dan besar. Karena area dapur sama
seperti museum tidak boleh dipoto, jadi aku ceritakan saja ya. Ada banyak
peralatan memasak seperti kuali, bejana, tungku yang ukurannya sangat besar.
Belum pernah kulihat bejana yang berukuran diameter kurang lebih 100 – 150 Cm.
Begitupula tungku-tungku yang ada di dapur tersebut besar dan jumlahnya banyak.
Sepertinya memang cukup untuk memasak logistik untuk 4000 porsi.
Masuk
ke area dapur lainnya, terdapat berbagai peralatan makan yang terbuat dari
guci, dan porselen yang kami yakini ini berasal dari Tiongkok. Ternyata benar
sekali, peralatan teko, cangkir, piring, dan gelas itu berasal dari Tiongkok
sekitar tahun 1500an. Wah kondisi barang-barang yang sudah berabad-abad ini masih
sangat layak kondisinya. Wajar saja jika pihak museum memberlakukan aturan
ketat bagi pengunjung di sini.
![]() |
Duduk santai di taman |
Aku
dan lutfi masih seru menyambangi dapur-dapur yang lainnya ketika ponsel Lutfi
berdering beberapa kali, ternyata kami telah lewat dari waktu janjian yakni
pukul 17.15. Ahaaa pantesan saja dicari-cari.
Blue Mosque yang termasyur
Masjid
ini bernama Sultan Ahmed Mosque dan masuk ke dalam situs warisan dunia UNESCO pada tahun 1985. Dibangun pada tahun 1609 – 1616 masjid ini memiliki interior
biru di masa lalu, sehingga terkenal dengan nama Blue Mosque. Kehadiran masjid
ini awalnya ingin menandingi keberadaan Hagia Sophia yang sempat menjadi gereja
di masa itu yang letaknya hanya 300 meter saja dari masjid ini.
![]() |
Belum ke Istanbul, jika belum ke Blue Mosque |
Setiap
hari masjid ini dikunjungi oleh ribuan jamaah yang akan shalat lima waktu dan
puluhan ribu wisatawan yang ingin mengetahui sejarah dan megahnya masjid ini.
Tak kulewatkan untuk salat di sini, karena kami dalam masa safar, jadi aku
menjamak salat Zuhur dan Ashar. Area wudhu terdapat di bagian kanan
masjid ini, dan masya allah air dari keran rasanya seperti air es. Meskipun
sore itu cuaca sangat cerah, namun air wudhu ini membuatku sangat kedinginan.
Sebelum
memasuki kawasan batas suci masjid, ada papan pengumuman yang memberitahukan
peraturan-peraturan memasuki masjid, yakni memakai baju yang sopan santun baik
pria dan wanita. Tentu saja masuk mesjid dengan pintu yang berbeda, jika pria
masuk dari pintu depan, sedangkan wanita masuk dari pintu samping. Masjid ini
sangat luas, jadi perlu diingat pintu dan tempat meletakkan barang ketika
masuk.
![]() |
Peraturan Masuk Masjid |
Interior masjid ini mewah sekali, aku sangat mengaguminya. Ku syukuri bisa menunaikan ibadah di salah satu masjid kebanggaan Kalifah Ottoman ini. Masjid ini dalam masa renovasi ketika kami datang, duduk-duduk di taman masjid sembari melihat burung-burung merpati yang terbang sore itu adalah kemewahan tersendiri loh. Musim semi membuat banyak orang bersuka ria, udara yang cerah, cuaca yang sejuk, serta langit yang biru membuat semuanya menjadi indah.
Masukkan
Masjid Sultan Ahmed ke dalam bucket list kamu ya pembaca, kamu akan memiliki
pengetahuan yang luas tentang Islam setelah ini.
Aya Sofia yang sakral
Warga
Turki menyebutnya dengan Aya Sofia, sementara nama asli dari tempat ini adalah
Hagia Sophia yang berasal dari bahasa Yunani. Tempat ini adalah gereja di masa
Kekaisaran Byzantium, dan Romawi beratus tahun lamanya, namun setelah Kekaisaran
Ottoman mengalahkan Romawi, tempat ini berubah fungsi menjadi mesjid pada
periode 1453-1931.
Apa
yang menarik di sini? Simbol-simbol dua agama bersatu! Itu yang tak
terbantahkan bahwa museum ini sangat sakral. Mosaik Bunda Maria berdampingan
dengan tulisan cantik dengan yang bisa kita baca “Allah’ dan “Muhammad”.
Interiornya mewah dan luas sekali, dari lantai dua Hagia Sophia sejenak bisa
melepaskan pandangan ke arah Blue Mosque. Ya Sultan Ahmed membuat Blue Mosque
memang sebagai saingan Aya Sofia di masa itu. Eksteriornya bewarna merah bata. Disekelilingnya terdapat taman
dan kursi untuk bersantai di sore hari.
![]() |
Aya Sofia dari luar |
Setelah
Kekaisaran Ottoman runtuh pada tahun 1931, pemerintah Republik Turki di masa
Presiden Pertama Kemas Mustafa Aturk menyatakan bahwa Aya Sofia dijadikan
museum. Tidak lagi menjadi gereja, dan tidak pula menjadi masjid.
Apa
pembaca telah mengikuti berita paling baru? Baru-baru ini terlontak ucapan dari
Presiden Turki Erdogan bahwa Aya Sofia akan dikembalikan dungsinya menjadi
mesjid. Wallahualam bissowab.
Di
Istanbul sangat banyak tempat untuk berbelanja oleh-oleh, ya turis Indonesia
tidak lazim pulang dengan tangan hampa ketika bepergian. Kami tidak memiliki
agenda ke Grand Bazaar, salah satu [pusat perbelanjaan di Turki yang hits dan
sangat luas, jadi Tour Guide kami membawa kami ke sebuah toko kecil yang
berjarak 500 meter dari Blue Mosque. Toko kecil ini dijaga oleh warga
Indonesia.
Walaupun
kecil, toko ini ternyata cukup lengkap untuk melengkapi oleh-olehmu loh, ada
dompet kecil, pembatas buku cantik, hijab khas Turki, tas anyaman, magnet
kulkas, gantungan kunci, dan yang lainnya. Nah jika pembaca kekurangan uang
Lira, jangan khawatir, toko ini menerima mata uang Rupiah sebagai alat bayar.
Dimudahkan sekali bukan rangkaian-rangkaian transaksi untuk membeli oleh-oleh?
![]() |
Pembatas buku cantik |
Itulah
dua ceritaku ketika mengunjungi negeri Kekalifahan Ottoman masa kini. Istanbul,
Bursa, dan Uludag sangat berkesan di hati. Jika diminta kembali ku senang hati
untuk belajar Islam lebih dalam di sini.
2 comments
kokoh banget ya bangunan disana, dan selamat sudah bisa mengunjungi aya sofia dan blue mosque yang tersohor didunia... :)
ReplyDeleteiya kak bangunan nya keren2..smoga kakak suatu hr nnti bisa ke sana juga ya..
ReplyDeleteBerkomentarlah sebelum komentar itu ditarif...