Facing The Giant, Hangout Asik Bersama PMSM Millenials
- October 31, 2019
- By FitriYenti
- 0 Comments
Be the change that you wish to see in the world – Mahatma Gandhi
Suatu
sore di sebuah grup whats app komunitas HR terdapat pengumuman yang berisikan
undangan untuk menghadiri sesi sharing dg label "Facing the Giant" dari PMSM Millenials. Aku sangat
tertarik dan langsung mengisi form yang telah disediakan.
Gedung
Menara Astra yang megah di bilangan Sudirman dipilih PMSM Millenials untuk
mengadakan sharing session ini. Ya
gedung ini cukup akrab buatku karena sering datang memenuhi undangan beberapa
event Astra, namun lantai 59 yang katanya kece berat itu baru kali ini aku
jejakkan kaki.
Setelah
mendaftar ulang dan bertemu Mba Alia yang beberapa hari belakangan chat denganku, aku duduk-duduk santai
sejenak sembari mengambil photo sudut-sudut cantik di sekitarku. Tak lama
kemudian kami boleh santap malam dengan beberapa makanan yang bisa mengisi
energi malam itu sebelum mendapatkan asupan mengenai materi-materi kece.
Tiga
pembicara dan satu orang moderator handal mengisi sesi malam itu. Rasa-rasanya
aku belum pernah bertemu para pembicara-pembicara keren ini sebelumnya. Mereka
adalah:
1. Bu Cicin Ruruh; HR
Director Godrej Indonesia
2. Pak Irwan Dewanto;
VP Human Resources Taco Grup
3. Pak Didik Kuntadi;
HR Advisor
Suasana
Amphiteater Room milik Astra Internasional cukup ramai malam itu, kurang lebih
50 orang praktisi dan profesional Human Resources datang dengan semangat 45
untuk belajar bersama. Rasa semangat terlihat di wajah-wajah yang walopun lelah
namun tetap ceria, apalagi telah bersama-sama membacakan ikrar Sumpah Pemuda
sebelum acara dimulai.
Setelah
pembukaan oleh Mas Adi sebagai pembawa acara skaligus mewakili PMSM Millenials,
acara berlanjut dengan kata sambutan dari Ibu Tengku yang mewakili Astra
Internasional sebagai tuan rumah, dan presentasi dari beberapa sponsor seperti
Blue vision, Kelly Services dan Gadjian.
Tujuan sederhana dan hasil yang luar biasa ala Bu Cicin
Suara
lembut dan menenangkan dari Bu Cicin membuka sharing session malam itu. Bu Cicin membagi pengalaman dengan
cerita menarik. Memulai karir sebagai HR di sebuah perusahaan semen di Maros,
Sulawesi Selatan, membuat wanita yang lulus dari Psikologi UGM ini tidak gentar
dengan rekan kerjanya yang mayoritas kaum adam. Bahkan Brimob dan tentara pun
bisa menjadi temannya.
Bu
Cicin menyadari bahwa ketika kita bekerja kita harus memiliki tujuan atau
purpose. Selain itu karakter dan kompetensi yang kita miliki juga diperlukan
untuk mendukung kita ke berbagai pencapaian-pencapaian hasil kerja.
Faktor
lainnya adalah sikap dan cara berkomunikasi kita. Sikap kita yang sopan, penuh
integritas serta teknik berkomunikasi dengan cara assertif juga harus dikuasai
oleh seorang HR. Seorang HR juga dituntut untuk terus belajar dalam bidang
apapun seiring dengan percepatan bisnis yang ada saat ini. Sehingga bisa
membuka kesempatan untuk belajar bidang lain dan in line dengan bidang bisnis
yang sedang di jalani.
Cross Generations
yang mumpuni di lingkungan kerja versi
Pak Irwan
Perbedaan
antar generasi di berbagai perusahaan saat ini nyata adanya. Baby boomers yang masih harus bertatap
muka, Gen X yang gemar menggunakan email dalam berkomunikasi hingga Generasi Y
yang lebih menyenangi obrolan informal dalam berkomunikasi dengan atasan.
Semuanya bisa diterima dengan mengedepankan tata karma, sikap sopan dan santun
dalam team.
“Komunikasi
assertif juga diperlukan untuk membangun team agar tetap solid dan utuh” ujar
VP Human Resources sebuah perusahaan manufaktur ini.
Keberadaan
generasi millennial memberikan warna tersendiri dalam dunia Human Resources. Generasi
millennial dikenal dengan generasi yang kreatif akan ide, dan karya. Sementara
bagi generasi X, bekerja keras itu penting.
Nah
beberapa tips untuk membuat hubungan yang baik dengan atasan yaitu
1. Usaha lebih keras
untuk menyelesaikan tugas-tugas
2. Memiliki pemikiran
terbuka dan mengkritik dengan baik
3. Memberikan
solusi-solusi atas masalah yang ada
4. Memberikan hasil
akhir yang baik untuk setiap pekerjaan yang diberikan
5.
Under promise over
deliver
Meningkatkan Kualitas Personal ala Pak Didik Kuntadi
Pak
Didik Kuntadi selaku senior malam itu tampil sangat bersahaja. Saya
mendengarkan seksama materi yang disampaikan oleh beliau. Menurut beliau
anak-anak Indonesia sebenarnya tidak kalah saing dengan tenaga kerja dari luar
negeri. Anak-anak Indonesia hanya butuh berlatih Bahasa asing, sehingga
anak-anak Indonesia memiliki kepercayaan diri untuk bekerja di industry global.
Sikap,
kesopanan, serta adat ke-Timuran anak-anak muda Indonesia itu merupakan sebuah
modal untuk bsia bersosialisasi dalam lingkungan pekerjaan jika kita berada di
Eropa atau di Amerika. Nah sebagai yang bergerak di bidang Human Resources kita
perlu juga belajar ilmu lain untuk up
grade skill kita. Misal kita belajar tentang Finance dan Accounting pada
Dep Finance, atau belajar tentang Supply Chain dari Dep Procurement dan
Logistic. Ini tentu saja bermanfaat untuk karir kita ke depannya. Sebagai
seorang Human Resources yang professional kita bisa menguasai bahasa, kosata kata
mengenai tujuan perusahaan kita.
![]() |
Mas Adi sang moderator yang memandu acara |
Menjadi professional Human
Resources adalah profesi yang sanggat membanggakan bagi kita sehingga kita bisa
meningkatkan value sebagai praktisi Human Resources sesuai dengan tujuan [purpose] yang sederhana namun hasilnya
luar biasa.
Diakhir acara karena
menjawab pertanyaan quiz,aku mendapatkan buku “Lead Differently” Karya Pak
Pambudi Sunarsihanto yang tersohor itu. Ah tidak sia-sia jauh-jauh datang dari Kalimalang
dan pulang larut malam dari Sudirman.