8 Tempat Ini Wajib Kamu Datangi Ketika Mengunjungi Kota Palembang
- December 24, 2019
- By FitriYenti
- 0 Comments
Terkenal akan pempek dan
Jembatan Ampera, itulah Kota Palembang yang merupakan ibu kota Provinsi Sumatra Selatan. Kunjungan ke Palembang bukanlah kunjungan pertamaku. Karena ini adalah
provinsi tetangga tempatku dibesarkan. Namun tahun ini aku mengunjungi kota
terbesar nomor dua di Sumatra ini dalam sebuah misi istimewa “ Peste dan Wisate
bukan Bencane”. Wah slogan apa itu?
Jadi datang ke Palembang bersama Genk All Community for Humanity, sebuah komunitas yang bergerak dalam bidang kemanusiaan. Selama ini kami selalu bertemu pada saat bencana-bencana saja dalam rangka kegiatan sosial. Sebut saja bencana gempa di Lombok, Gempa dan Tsunami di Palu, terakhir Tsunami Banten dan Lampung. Belum pernah sekalipun berkumpul bersama untuk berwisata. Akhirnya tercapai jua cita-cita untuk wisate ini walaupun ada kegiatan peste nikahan Kak Ken dan Kak Dea yang harus dihadiri.
Nah 8 Tempat Berikut Ini Wajib Kamu Datangi Ketika Mengunjungi Kota Palembang loh:
1.
Jembatan Ampera yang megah
Jembatan Ampera merupakan icon daerah yang biasanya disebut Bumi
Sriwijaya ini. Jembatan ini diresmikan pada tahun 1965 di masa pemerintahan
Presiden Sukarno. Latar belakang pembangunan jembatan ini adalah sebagai penghubung
antara area Seberang Ulu dan Seberang Ilir yang dipisahkan oleh Sungai Musi.
Dengan panjang 1117 meter dan lebar 22 meter,
Jembatan Ampera pernah jadi jembatan terpanjang se-Asia Tenggara loh. Satu hal
yang istimewa, dahulu jembatan ini bisa diangkat di sisi kanan dan kiri untuk
mempermudah kapal-kapal besar melewati Sungai Musi yang berada di bawahnya.
Namun mulai tahun 1990 hal itu sudah tidak dilakukan lagi karena mengganggu
lalu lintas di atas jembatan.
![]() |
Swafoto di sekitar Jembatan Ampera |
Jembatan Ampera selalu menarik sebagai spot poto para turis yang berkunjung di
Kota Palembang. Sering melewati jembatan ini dari dahulu, tidak pernah terpikir
untukku sebagai tempat berpoto. Baru kemarin saja aku berpoto dengan
teman-teman di sekitar jembatan ini. Ternyata seru dan mengasyikkan juga.
Disekitar jembatan ini juga ada beberapa retoran dan warung apung yang menjual
beraneka ragam makanan khas Palembang. Jika ingin merasakan pengalaman kuliner
yang berbeda, ayo naik perahu dan kita makan pempek, tekwan, pisang goreng dan
lainnya sambil menunggu sunset.
2.
Benteng Kuto Besak yang bersejarah
Benteng Kuto Besak dibangun pada tahun 1780
sebagai keraton tempat tinggal para raja dari kesultanan di masanya. Dibangun
dalam kurun waktu 17 tahun di masa pemerintahan Sultan Mahmud Bahauddin, keraton
ini diresmikan pada Februari 1797.
Keraton a.k.a Benteng Kuto besak ini memiliki
Panjang 274,32 meter dan lebar 182, 88
meter dengan sejumlah meriam yang berada di sekitar ujungnya. Keraton ini
memiliki pelataran yang luas, balai agung, tempat kediaman sultan dan
permaisuri.
![]() |
Pintu Masuk Benteng Kuto Besak |
Nah itu kondisi Benteng Kuto Besak di zaman
dahulu, jika sekarang Benteng Kuto Besak dipakai sebagai kantor Kodam
Sriwijaya. Namun kita masih bisa loh mempelajari sejarah di dalamnya. Benteng
ini terletak 200 meter saja dari Jembatan Ampera. Jadi jika pembaca mengunjungi
Jembatan Ampera, jangan lupa mampir ke sini ya.
3.
Pulau Kemaro nan melegenda
Pulau Kemaro merupakan salah satu wisata
bersejarah di Kota Palembang. Dengan kapal kecil seharga Rp. 250.000 untuk
pulang dan pergi, pembaca bisa mengunjungi pulau yang luasnya 79 Ha ini. Kami
mengunjungi pulau ini pagi-sekali agar cuaca masih bersahabat. Jam 06.45 Wib
kapal meninggalkan pinggiran Sungai Musi untuk berlayar menuju Pulau Kemaro.
Perjalanan ini ditempuh selama 45 menit dengan pemandangan pinggiran sungai,
kapal tanker, kapal tongkang, dan pabrik di sekitar sungai yang terbesar di
Sumatra ini.
Di Pulau Kemaro kita bisa menemukan Pagoda
bertingkat 9, Makam Putri Sriwijaya, Klenteng Hok Tjing Rio. Latar belakang
sejarah pulau inilah yang membuat banyaknya wisatawan mengunjungi pulau yang
pada zaman penjajahan Belanda ini sebagai kamp pertahanan.
4.
Pempek Saga Sudi Mampir
Pempek adalah makanan khas dari Sumatra
Selatan. Berbahan dasar ikan giling, tepung tapioka serta bumbu lainnya, pempek
hadir sebagai kuliner populer tak lekang oleh waktu. Salah satu toko pempek
yang kami kunjungi yaitu Pempek Saga Sudi Mampir. Pempek ini memiliki beberapa
cabang, awalnya kami datang ke cabang yang di depan Kantor Walikota. Namun
karena baru saja buka, dan pempek belum terhidang, kami diarahkan ke toko sentralnya.
Sarapan pempek adalah lazim bagiku. Pagi-pagi
memang enak ngirup cuko. Satu yang istimewa dari Pempek Saga Sudi Mampir ini
adalah Lenggang Panggang. Adonan pempek dicampur dengan telur bebek dan
diaduk-aduk di dalam wadah yang terbuat dari daun pisang. Setelah itu dibakar
di atas arang hingga matang. Setelah matang wangi banget loh, gak sabar ingin
menyantapnya. Satu porsi lenggang panggang harganya Rp. 25.000. Porsinya yang
besar membuat kamu merasa puas banget sarapan di sini.
![]() |
Lenggang Panggang khas Palembang |
Selain lenggang panggang, pempek saga sudi
mampir juga menyediakan aneka pempek seperti kapal selam, pastel, adaan, kulit,
tekwan, model, pempek panggang dan lain-lain. Jadi jadikan Pempek Saga Sudi
Mampir sebagai tujuan wisata kulinermu di Palembang ya.
5.
Pempek VICO
Selalu saja ada tempat di perut untuk makanan.
Setelah menyantap lezatnya lenggang panggang di Pempek Saga, kami mengunjungi
Pempek Vico juga loh. Toko pempek ini terkenal dengan Es Kacang Merah dan
Pempek Kulit Krispi. Walaupun kerongkonganku masih amburadul, rasanya gak sah
ke Palembang jika tidak mencicipi Es Kacang Merah kesukaanku. Segelas es kacang
merah yang segar ini harganya sekitar Rp. 20.000 saja.
Jadi kami memesan 6 gelas es kacang merah, 1 gelas es tapai dan seporsi
pempek kulit krispi di tengah cuaca kota yang cukup panas siang itu. Pempek
kulit krispi ini sebenarnya adalah pempek kulit biasa, hanya dipotong lebih
tipis saja dan digoreng kering. Jadi ketika disantap dengan cuko menghasilkan
bunyi kriuk-kriuk. Nikmat banget di lidah.
![]() |
Es Kacang Merah Pelepas Dahaga di Pempak VICO |
Selain aneka pempek, tempat ini juga
menyediakan menu nasi goreng, pindang ikan, pindang iga, tekwan dan makanan
lainnya. Selain hadir di Jl. Veteran, gerai Pempek Vico juga bisa pembaca temui
di Jl. Let.Kol Iskandar- Kota Palembang.
6.
Pasar Kuto untuk pesta durian
Malam minggu dan musim Durian, ah sempurna.
Sejak kedatangan di kota ini hari Jumat sore itu, Mas Anton selalu mengajak
makan durian. Walaupun belum puncaknya, memang musim durian telah datang di
beberapa wilayah di Pulau Sumatra. Sepulang dari sunset hunting di sekitar Jembatan Ampera. Kami mengunjugi Pasar
Kuto.
Suasana malam Minggu di Palembang begitu
meriah, sehingga beberapa titik terjadi kemacetan lalu lintas. Butuh sekitar 30
menit berkendara dari Jembatan Ampera menuju Pasar Kuto. Tiba di Pasar Kuto,
kami disambut berderet-deret penjual durian. Setiap penjual memanggil-manggil
agar kami memasuki lapaknya. Sehingga setelah memilih durian yang manis, kami
duduk di salah satu lapak dan memesan 5 buah durian dengan ukuran sedang dengan
harga Rp. 25.000 per buah. Ada yang manis banget, dan ada yang masih agak sepat
rasanya. Duh buah durian selalu ada di setiap kunjungan ke Sumatra.
7.
RM Pindang Musi Rawas,
Setelah sampai di Palembang sore hari, Kak Ken mengajak ke RM Pindang Musi Rawas
sebagai tempat makan malam. Rumah makan ini menghadirkan aneka pindang sebagai makanan
khas Sumatra Selatan dengan cita rasa yang otentik. Terletak di Jl. Angkatan 45
yang merupakan salah satu jalan yang padat lalu lintas di Kota Palembang, RM
Pindang Musi Rawas ini sudah ada sejak tahun 1986 loh.
![]() |
RM Pindang Musi Rawas yang melegenda |
Aku memesan Pindang Patin bagian ekor sebagai
menu makan malam dengan teh manis hangat sebagai minuman. Teman-teman yang lain
memesan pindang patin juga, ada yang memilih bagian kepala seperti Mba Hilda,
ada yang memilih bagian ekor seperti Mas Anton, Mba Beti, Kak Indra, dan Kak
Ken. Namun Om Zul memilih pindang iga sapi untuk disantap malam itu dengan
seporsi nasi hangat. Selain pindang patin dan pindang iga, tersedia juga
pindang udang loh. Jadi pengunjung bebas memilih menu makanan yang akan
disantap. Rasa pindang yang pedas, asam segar, berempah, serta disajikan panas
hingga sampai ke piring nasi, membuat ku menikmati sekali sesuap demi sesuap
pindang patin yang lembut ini.
Seporsi pindang patin dan nasi hangat dibandrol
dengan harga Rp. 45.000. Patin merupakan jenis ikan sungai yang bisa
dibudidayakan. Namun kelezatan patin yang hidup di sungai secara alami tentu
saja berbeda dengan yang dibudidayakan. Selain aneka pindang, rumah makan yang
buka dari jam 09.00 – 21.00 WIB ini juga menghadirkan brengkes tempoyak patin, srikaya,
dan sederet makanan penggugah selera lainnya.
8.
Car Free Night di Jl. Sudirman
Jl. Sudirman merupakan salah satu jalan
protokol di kota Palembang. Setiap malam Minggu tiba, salah satu ruas Jalan
Sudirman digunakan sebagai area Car Free
Night yang ramai dikunjungi warga maupun wisatawan yang datang.
Ketika kunjunganku ke Palembang bulan Agustus lalu,
teman-temanku mengajak menjajal Car Free
Night ini. Beraneka ragam kegiatan ada di sini, selain mencicipi aneka
ragam makanan dan minuman, ada panggung musik, kumpul-kumpul beragam komunitas,
hingga atraksi sulap. Trotoar yang luas dan tersedianya banyak kursi-kursi
taman di sekitar Jl. Sudirman ini membuat pengunjung tidak merasa kelelahan
setelah berjalan kaki dengan rute yang panjang.
Nah mari kunjungi Palembang
sebagai tujuan berliburmu akhir tahun ini. Dengan jalan tol yang baru saja
diresmikan bulan lalu, dan kapal eksekutif untuk menyeberang Selat Sunda, waktu
tempuh ke Palembang jadi lebih singkat.
0 comments
Berkomentarlah sebelum komentar itu ditarif...