Ketika Tahun 2019 Ini Begitu Berkesan Untuk Ditinggalkan
- December 30, 2019
- By FitriYenti
- 0 Comments
Without continual growth and progress, such words as improvement, achievement, and success have no meaning –Benjamin Franklin
Its end December 2019. Tahun
ini akan berakhir hanya dalam beberapa hari lagi. Bersyukur! Satu kata yang
rasanya pantas ku sebut untuk 12 bulan yang telah dilewati ini. Apapun itu aku
syukuri, baik hal yang menyenangkan, menyedihkan, hal yang membuat marah,
maupun hal yang lainnya.
Rasanya aku jadi manusia
yang sombong jika tidak bersyukur padanya. Beragam hal telah diberikannya di
tahun ini untuk kehidupan dan kesenangaku. Simak apa aja tahun ni yang telah ku
lakukan.
Awal tahun 2019
Membuka awal tahun dengan
kegiatan relawan kemanusiaan. Aku dan teman-teman dari All Community for Humanity mendistribusikan donasi ke Desa Kunjir dan beberapa desa lainnya di
Kabupaten Lampung Selatan. Tsunami yang disebabkan oleh erupsi Gunung Anak
Krakatau di Selat Sunda meluluh lantakkan sejumlah desa di Lampung Selatan.
Apalagi aku pernah duduk-duduk santai menikmati pantai di Desa Kunjir 6 bulan
sebelum musibah terjadi.
![]() |
ACFH Goest To Kalianda |
Bulan Februari giliran
Provinsi Banten yang kami kunjungi. Distribusi 1200 pasang seragam sekolah ke
berbagai sekolah di Labuan, Pandeglang, Desa Sumur hingga Taman Nasional Ujung
Kulon. Tidak pernah ada dalam bucket list aku mengunjungi taman nasional yang
terkenal dengan badak bercula ini. Takdir lah yang membawaku ke taman nasional
ini bersama teman-teman yang mayoritas baru saja aku kenal. Kami menginap
semalam di rumah Sersan Gonon.
Maret adalah bulan yang
kunanti. Alhamdulilah Allah mengundangku kembali datang ke rumahNYA. Betapa nikmat beribadah di sana selama 10 hari. Alhamdulilah dengan tambahan
mengunjungi Istanbul, dan Bursa. Aku banyak belajar mengenai sejarah Islam dan
Kristen masa lampau di Istana Top Kapi, Blue Mosque dan Hagia Sophia. Aku
kembali memiliki teman-teman baru dari berbagai usia. Yang umurnya tidak jauh
berbeda denganku kami membentuk genk dengan nama Kaula Muda. Telah beberapa
kali kami berjumpa jalan-jalan dan ketemuan di ibu kota ini. Mulai dari berjumpa
di Kokas hingga main skuter di Stasiun BNI City. Nikmatnya menjadi tamuMU lagi
ya Allah swt. Semoga suatu hari nanti bisa datang kembali.
Ramadan tahun ini jatuh pada bulan Mei 2019. Tahun ini adalah tahun paling sedikit aku melaksanakan buka bersama di luar. Sangat menyenangkan bisa khusyuk beribadah di rumah atau di masjid ketika akhir pekan tiba. Ramadan tahun ini juga aku mengikuti serangkaian mabit di beberapa tempat loh, seperti di House of Shafa dan AQL Center yang terletak di area Tebet. Selain itu, hal yang berkesan ketika Ramadan yaitu menghadiri Hijrah Festival selama dua hari di Jakarta Convention Center. Bersama Devin yang datang dari Cilegon, aku belajar agama dari siang hingga keesokkan harinya. Kami mengikuti rangkaian buka bersama, kajian, salat wajib berjamaah, tarawih, tahajud berjamaah hingga sahur bersama. Pengalaman yang menyenangkan dan mengharukan. Mudah-mudahan tahun depan bisa mendatangi lagi Hijarh Festival.
![]() |
Di depan Masjid Nabawi |
Ramadan tahun ini jatuh pada bulan Mei 2019. Tahun ini adalah tahun paling sedikit aku melaksanakan buka bersama di luar. Sangat menyenangkan bisa khusyuk beribadah di rumah atau di masjid ketika akhir pekan tiba. Ramadan tahun ini juga aku mengikuti serangkaian mabit di beberapa tempat loh, seperti di House of Shafa dan AQL Center yang terletak di area Tebet. Selain itu, hal yang berkesan ketika Ramadan yaitu menghadiri Hijrah Festival selama dua hari di Jakarta Convention Center. Bersama Devin yang datang dari Cilegon, aku belajar agama dari siang hingga keesokkan harinya. Kami mengikuti rangkaian buka bersama, kajian, salat wajib berjamaah, tarawih, tahajud berjamaah hingga sahur bersama. Pengalaman yang menyenangkan dan mengharukan. Mudah-mudahan tahun depan bisa mendatangi lagi Hijarh Festival.
Tengah Tahun 2019
Kebahagiaanku bertambah
karena di bulan Juli aku terjun lagi kembali ke Komunitas BISA. Rasanya aku
telah lama vakum dari komunitas yang aku bentuk dengan teman-temanku ini. Kali
ini tujuan kami di timur Jawa Barat, yaitu salah satu sekolah di Banjar,
Ciamis. Wow 6 jam perjalanan dari Bandung atau 8 jam perjalanan dari Jakarta.
Aku ambil cuti loh khusus banget untuk menyukseskan kegiatan Hari Berbagi 12
ini. Sepulangnya tentu saja kami mengadakan kumpul-kumpul di Pangandaran.
Setelah 6 tahun, senang sekali rasanya datang ke Pangandaran lagi dengan
situasi yang berbeda.
Pada bulan Agustus aku
mengikuti salah satu kegiatan GA Circle, setelah lolos seleksi menjadi salah
satu relawannya. Kali ini aku berkesempatan untuk mengajar di SDN Selapajang
Jaya 2 Tangerang. Wowww sekali bukan jarak yang harus aku tempuh antara
Kalimalang – Selapajang. Walaupun lelah, dan jauh, aku senang sekali bisa juga
gabung dengan komunitas baru ini walapun aku udah kenal dengan teman-teman GA Circle sejak Februari 2019.
Jadi ini adalah komunitas kedua ku yang terbaru tahun ini setelah All Community
for Humanity
![]() |
Pohon Cita-cita di SMP Muhammadiyah |
Akhir Tahun 2019
Oktober adalah bulan yang
ditunggu-tunggu. My bucket list checked!
Mimpi remajaku untuk menonton konser salah satu Boysband favorit jadi
kenyataan. Yeaaahh aku adalah satu dari ribuan penonton konser Backstreet Boys
di JIEXPO Kemayoran. Konser yang bertajuk DNA World Tour diadakan pada 26
Oktober 2019. Bersama teh Inggit aku berhasil mendapatkan harga termurah dari
tiket BSB yakni 1,1 juta Rupiah, dan kami mendapat Free Upgrade kelas dari
Traveloka secara gratis dong. Ya allah senangnya bukan main. Beli tiket harga 1
juta, berhasil duduk di kursi penonton yang harga 3 juta rupiah. 2 jam konser
BSB tak terasa loh. Semua lagu dinyanyikan dengan apik, ciamik, dan kece loh.
Biarpun usianya udah 40 tahun, seluruh personel menyanyi, menari dan bergoyang
dengan prima dan paripurna.
Oiya di tahun ini juga aku
berhasil mewujudkan keinginanku untuk mengikuti Workshop dan HR Course untuk menambah
ilmu, skill, dan pengetahuan. Aku mengikuti beberapa workshop dari komunitas
IHRI [Inclusive Human Resources Indonesia], dan komunitas One CHRP. Bersama dua
komunitas ini aku mengikuti Workload Analysis Workshop, Job Analysis Workshop,
dan BHRP Dasar serta BHRP Lanjutan. Bersama IHRI juga aku mulai mengikuti
kegiatan kerelewanan mereka bersama YPAB di bulan November lalu. YPAB merupakan
sekolah kesetaraan Paket A, B, dan C bagi berbagai teman-teman yang belum bisa
melanjutkan sekolah formal. Aku senang sekali berkunjung ke sana dan melihat
mereka semangat untuk belajar. Bahkan aku dapat informasi bahwa salah satu di
antara mereka mendapatkan beasiswa penuh untuk melanjutkan pendidikan di salah
satu universitas terbaik di Jakarta. Hikss terharu sekali.
![]() |
Saat menonton konser BSB "DNA WORLD TOUR" |
Desember ini kegiatan seru
yang dilakukan adalah Hari Berbagi 13 dan Palembang Road Trip. Hari Berbagi 13
dilaksanakan di MTS Al Muwafiq Cicalengka, tempat Teh Yani mengajar. Hari Berbagi 13 ini diikuti kurang lebih 30
orang relawan. Yang menarik adalah kita menonton Verse of Universe oleh Kang
Aip dipadu dengan permainan kecapi Sunda oleh Kang Asep. Seminggu setelahnya
aku mengambil cuti 2 hari untuk misi “Peste dan Wisate bukan Bencane” ke
Palembang. Seru banget loh perjalanan menjelajah tol baru Trans Sumatra. Cuma 8
jam aja waktu tempuh perjalanan dari Jakarta menuju Palembang loh.
Awal Desember setelah Hari
Berbagi 13, Kang Renza mendapukku untuk menjadi Project Leader untuk Hari
Berbagi 14 yang insha allah diadakan pada Februari/Maret 2020 nanti. Sementara
akhir Desember ini juga aku bersama teman-teman GA Circle sedang merancang
project baru yaitu kegiatan Pelatihan Guru-Guru di Tangerang. Udah dua bulan
kami mengonsep kegiatan ini, semoga rencana dan pelaksanaan berjalan dengan
lancar.
![]() |
Tol Kayuagung di Sumatra Selatan |
0 comments
Berkomentarlah sebelum komentar itu ditarif...