Melancong Ke Hongkong, Macau dan Shenzen Bersama Sahabat #throwback
- November 08, 2020
- By FitriYenti
- 0 Comments
“A good traveler has no fixed plans, and is not intent on arriving.” – Lao Tzu
Siapa yang rindu bepergian?
Siapa yang kangen melewati imigrasi suatu negara? Akuuuu! Sejak pandemi corona
ini kita tidak bisa jalan-jalan keluar negeri dengan bebas. Memang banyak
negara-negara yang sudah membuka kedatangan warga negara lain, namun tentu saja
dengan peraturan dan protokol kesehatan yang ketat.
Paspor terbaruku masih
mulus banget padahal sudah satu tahun diperpanjang. Sedih sekali tahun ini
gagal cap paspor ke negeri impian. Namun dari pada sedih, aku ingin throwback perjalananku bersama tiga
orang sahabat selamat 6 hari 5 malam ke Hongkong, Macau dan Shenzen. Perjalanan
ini menggunakan maskapai Air Asia dengan rute Jakarta – Kuala Lumpur – Hongkong PP. Perjalanan dari Hongkong menuju Macau menggunakan kapal ferry cepat, dan
kami hanya one day tour saja di negara yang terkenal dengan casinonya tersebut.
Sementara perjalanan menuju Shenzen menggunakan kereta dari Hongkong, dan
mengurus visa on arrival ketika tiba di imigrasi. Namun sekarang menuju
Shenzen tidak bisa menggunakan visa on arrival lagi, kita harus mengurus visa
keberangkatan di Kedutaan Besar China yang ada di Jakarta.
Hongkong yang metropolitan
Aku dan teman-teman
menghabiskan waktu tiga hari selama di Hongkong. Kami menginap di daerah
Mongkok dan menyewa hostel sebagai tempat menginap. Hostel mini ini terdiri
dari dua ranjang yang bertingkat, dilengkapi dengan kamar mandi di dalam kamar,
pendingin ruangan, pemanas air minum, dan hair dryer. Mba Duma mencari
penginapan ini dengan harga terjangkau. Letak hostel kami menurutku sangat strategis,
hanya satu blok saja terdapat Seven Eleven, jalan kaki beberapa blok kita bisa
menemukan Mc. Donald, dan berjalan kaki 200 meter ke Stasiun MTR Mongkok. Tak jauh dari hostel kami terdapat ladies market yang terkenal, dan gerai H & M.
Berikut beberapa dokumentasi selama liburan di Hongkong
![]() |
Mandatory pose: Disneyland Hongkong |
![]() |
Bersama Lady Di di Museum Madam Tussaud |
![]() |
A Symphony of Lights di Victoria Harbour |
Macau nan kaya sejarah
Macau tidak hanya identik dengan casino, tapi juga kekayaan sejarah. Jejak peninggalan
bangsa Portugis masih jelas kita temui
diberagam bentuk bangunan, dan cerita di Museum Macau. Ada runtuhan bangunan
gereja yang fenomenal yang dijadikan icon Macau yaitu The Ruin of St. Paul yang
tak pernah sepi oleh pengunjung. Gereja umat Katolik ini berdiri pada abad ke 17
dan proses pembangunannya berlangsung dalam kurun waktu tahun 1602 – 1640.
Selain The Ruin of St. Paul,
aku dan teman-teman juga mengunjungi Senado Square, Museum Macau, Venetian Hotel,
dan kulineran egg tart yang super lezat itu. Selintas di Venetian Hotel kami
melihat orang bermain casino, dan sempat ditawari juga loh. Kami hanya tertawa
saja ketika salah seorang petugas casino memanggil-manggil kami.
Berikut beberapa dokumentasi selama liburan di Macau
![]() |
Di The Ruin of St. Paul yang fenomenal |
![]() |
Venetian Hotel Macau |
Disambut hujan di Shenzen
Setelah mengurus visa on
arrival dan membayarnya sejumlah IDR 160.000 jika dirupiahkan, kami tiba di
Shenzen disambut hujan yang agak deras.
Kami datang pada bulan Mei ketika cuaca Shenzen memasuki musim semi, ternyata curah hujan cukup sering terjadi selama musim ini. Shenzen yang termasuk
salah satu provinsi di RRC ini adalah kota dengan empat musim.
Di kota yang memiliki luas 2.050m2
ini kami hanya mengunjungi Window of The World, lokasinya tak jauh dari stasiun
kereta. Window of the world merupakan taman luas yang di dalamnya terdapat
miniatur ikon-ikon dari berbagai negara. Seperti Candi Borobudur dari
Indonesia, Menara Eiffel dari Paris, Menara Pisa dari Italia dan yang lainnya.
Window of the world dibuka pada tahun 1993 di lahan seluas 48 ha ini memiliki
beragam fasilitas taman dengan beragam konsep. Kita bisa menaiki monorel untuk
menjelajah tempat yang cantik ini.
![]() |
Miniatur Menara Eiffel di Window of The World |
Semoga corona cepat pergi
dan aku bisa segera mengunjungi negeri impiahku, atau setidaknya bisa nyeberang
dari Batam ke Singapura aja udah senang sekali.
0 comments
Berkomentarlah sebelum komentar itu ditarif...