Pengalaman Staycation di Whize Prime Bandar Lampung Ketika Pandemi Corona
- November 01, 2020
- By FitriYenti
- 0 Comments
Empat hari libur akhir pekan nan panjang di minggu terakhir Oktober ini sangat bosan jika dilalui di asrama. So mau ngapain dan kemana Fit lagi corona begini?
Nah
dua minggu yang lalu Mba Dwi menceritakan salah satu hobbynya adalah staycation di berbagai hotel di Bandar
Lampung. Sehingga aku mengajak Mba Dwi untuk liburan di hotel selama empat
hari ini. Aku memang belum ingin kemana-mana, tapi setidaknya ke Bandar Lampung
untuk main sebentar, dan pindah tidur adalah pilihan yang menyenangkan. Setiap minggu aku ke ibu kota provinsi
biasanya untuk kerja, kali ini tidak ada salahnya untuk memanjakan diri.
Memilih Whize Prime Hotel nan strategis
Kesibukan
dan keriwehan menjelang libur ini cukup padat, ya kami hanya punya 3 hari kerja
di minggu ini. Selain ada audit, aku harus mengurus dokumen penting yang
dijemput di Merak sehari sebelum libur. Aku sangat berterima kasih kepada Mba
Dwi yang telah berinisiatif memesan hotel ini sehari sebelum libur.
Berlokasi
di Jl. Ahmad Yani, Whize Prime merupakan hotel berbintang tiga yang hadir di
Bandar Lampung sejak tahun 2016. Hotel apik ini selain sebagai tempat menginap,
juga dilengkapi dengan ruangan rapat berbagai ukuran, kolam renang, dan fine dining roof top. Tentu berbagai
fasilitas ini hadir untuk memanjakan tamu yang menginap dan pelaku bisnis di
Provinsi Lampung umumnya, dan Bandar Lampung khususnya. Tak jauh dari hotel ini
juga terdapat dua pusat perbelanjaan yang kerap didatangi oleh pengunjung yaitu
Mall Kartini, dan Central Point. Selain itu, hanya beberapa blok saja dari
hotel terdapat gerai Starbuck, Yoshinoya, Richeese , dan Kopi Kenangan. Lengkap banget loh!
Whize
Prime Hotel memiliki dua jenis kamar yaitu superior dan deluxe. Kedua kamar ini
dilengkapi berbagai fasilitas seperti televisi, pendingin ruangan, meja,
internet, tempat tidur single ukuran 120 X 200CM, kamar mandi, bantal, pemanas
air, kopi dan teh. Yang membedakan dua tipe kamar ini adalah luasnya. Tipe
superior memiliki luas 16m2, sementara itu tipe deluxe berukuran 32
m2.
Protokol kesehatan selama pandemi
Hampir
semua hotel ketika musim liburan panjang ini penuh di Bandar Lampung. Hal ini
dibuktikan dengan tercantumnya full booked di berbagai aplikasi daring pemesanan hotel. Hal ini menunjukkan
kebutuhan masyarakat akan hiburan keluarga dan rekreasi meningkat ketika libur
panjang ini. Menurutku, masyarakat sudah jenuh, bosan, stress dengan situasi
serba ketidak pastian setelah delapan bulan corona melanda ibu pertiwi.
![]() |
Protokol Kesehatan dijalankan di Whize Prime Hotel |
Di
area kiri pintu sebelum masuk hotel aku melihat mobile wastafel, dan sabun cuci tangan berdiri dengan baik sehingga
kita bisa mencuci tangan dengan bersih. Di depan pintu, petugas keamanan akan
mengecek suhu tubuh kita dan memberikan informasi berapa suhu tubuh kita. Hotel
inipun mewajibkan para tamu untuk menggunakan masker selama berada di area
lobby.
![]() |
Lobby Hotel |
Namanya
juga hari libur, ketika kami datang pukul 13.30 WIB, Staff Front Office memberikan informasi jika kami baru bisa masuk
ke kamar pukul 14.30 WIB dan kamar hotel sedang di bersihkan. Staff Front Office mengarahkan kami
agar menunggu di area roof top sembari bersantai di lantai 17. Sebelumnya kami melipir dulu ke musala yang terletak di lantai tiga untuk
menunaikan salat zuhur.
![]() |
Area Front Office Whize Prime Bandar Lampung |
Bersantai di Fine Dining Roof Top
Siang itu bersantai di roof top ditemani oleh angin sepoi-sepoi. Dari kami datang tadi, cuaca tidak terlalu panas dan memang sangat cocok untuk santai sembari ngobrol dengan teman-teman. Tempat ini terdiri dari dua bagian, di dalam ruangan dan luar ruangan. Yang menarik perhatianku adalah mural-mural cantik yang dilukis di dinding. Ada dua mural di sini, yang pertama mural pria dan wanita menggunakan baju adat lampung yang terletak di dalam ruangan, dan kedua adalah mural peta hotel whize prime yang berada di luar ruangan. Mural ini berwarna kuning dan hijau cerah sehingga cocok dijadikan background untuk berpoto.
![]() |
Mural Cantik di Lantai 17 |
Selain
mural, area fine dining roof top ini
dilengkapi pula dengan sofa panjang, dan kursi bar yang lebih tinggi untuk bisa
menikmati pemandangan kota. Aku bisa melihat dengan jelas masjid agung, dan
Teluk Lampung dari ketinggian di siang yang berawan itu.
![]() |
Masjid Agung dan Teluk Lampung dari Lantai 17 |
Menu sarapan standar dan kurang variatif
Mba
Dwi memesan kamar sekaligus menu sarapan, agar kami tidak bingung mencari
sarapan di pagi hari. Tempat sarapan berada lantai 17, tempat kami santai siang
di hari sebelumnya.
Selama
tiga hari sarapan, menurutku menu di sini rasanya standar, dan kurang variatif.
Menu prasmanan tersedia dengan sekat pelindung yang terbuat dari akrilik,
sehingga petugas hotel akan mengambilkan menu apa yang kita inginkan untuk
sarapan. Pagi itu aku sarapan dengan sedikit nasi goreng, bihun, dan tumis
sayur. Selain itu aku juga mengambil semangkuk bubur kacang hijau, sepiring
buah, dan segelas susu.
![]() |
Menu Sarapan Pagi |
Kami
sarapan sedikit siang sekitar pukul 07.30 WIB, dan banyak menu yang hampir
habis. Pihak hotel sepertinya hanya memasak sesuai dengan jumlah tamu yang
memesan kamar, sehingga ketika salah satu menu habis, mereka tidak kembali
mengisinya seperti yang biasa terjadi di hotel sebelum masa pandemi. Ini
terjadi padaku di hari pertama, ketika aku ingin bubur ketan hitam, dan
ternyata tempatnya telah kosong, aku menanyakan kepada petugas hotel apakah
akan diisi kembali ketan hitam ini. Petugas memberi penjelasan bahwa menu
dimasak dengan jumlah terbatas.
Aku
melihat dengan jumlah petugas yang sedikit, dan tamu yang banyak, staff hotel
agak kelabakan melayani tamu yang sarapan pagi itu. Ini terlihat di beberapa
meja yang terlihat kosong namun terdapat tumpukan piring dan gelas di atasnya.
Sehingga ketika duduk, aku harus meminggirkan terlebih dahulu piring dan
gelas-gelas tersebut.
Kesanku untuk hotel ini
Secara
keseluruhan aku menikmati staycation
selama empat hari tiga malam di Whize Prime. Rasanya tidur siang dan malamku
juga pulas selama libur cuti bersama ini. Mba Dwi juga menikmati acara menonton
serial korea di televisi. Namun aku merasa terganggu dengan berisiknya suara
pendingin ruangan ketika dinyalakan. Jadi kami menyiasatinya dengan cara
menyalakan pendingin ruangan sebelum tidur malam, dan ketika akan tidur
dimatikan agar tidak menimbulkan suara yang menganggu pulasnya tidur.
Untuk
sarapan karena menunya sarapannya standar, sangat terhibur dengan
makanan-makanan yang kita pesan melalui go food seperti seafood, nasi bakar,
martabak keju, dan tumis cumi asin selama beberapa hari.
![]() |
Fasilitas di Kamar |
Ya
ini ceritaku selama liburan empat hari pindah tidur dari asrama ke Whize Prime
Hotel di ibu kota provinsi. Menyenangkan dan siap untuk menghadapi bulan November
yang tidak ada tanggal merah selain hari Minggu.
Whize Prime Hotel Bandar Lampung
Jl. Ahmad Yani No.
21 Enggal
Bandar Lampung
35111
Telp: +62 721 5600
999
0 comments
Berkomentarlah sebelum komentar itu ditarif...