Selamat Hari Relawan Internasional 2020 : Suka Duka Menjadi Relawan!
- December 04, 2020
- By FitriYenti
- 0 Comments
“If our hopes of building a better and safer world are to become more than wishful thinking, we will need the engagement of volunteers more than ever.” — Kofi Annan
Hari Relawan Internasional tahun ini sangat berbeda
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini ketika pandemi corona
menyerang semua sendi kehidupan, kegiatan kerelawanan pun tidak bisa dilakukan
secara langsung atau turun ke lapangan. Beberapa kegiatan kerelawanan ditunda
hingga batas waktu yang tidak ditentukan, dan ada juga yang dilakukan secara
daring. Walaupun kurang afdol sebenarnya, namun dalam segala keterbatasan ini
banyak hal yang mesti disyukuri ketika bisa mengadakan kegiatan sosial.
Suka
duka menjadi relawan
Kegiatan kerelawananku pertama kali pada tahun 2014.
Saat itu aku terpilih menjadi Relawan Pengajar Kelas Inspirasi Bandung II. Aku
mengajar dan berbagi kisah mengenai profesiku saat itu sebagai Marketing
Communication di SDN Pasirkaliki 96/3 Bandung. Pengalaman menjadi relawan
sangat berkesan, namun setelahnya aku pindah ke Tanjung Balai Karimun. Hampir
setahun di sana aku vakum dengan kegiatan menjadi relawan. Dengan jadwal
kerjaku yang padat dari Senin – Sabtu, dari pukul 06.00 – 18.00 WIB, rasanya
mustahil aku mengikuti berbagai kegiatan menjadi relawan di pulau yang dekat
dengan Singapura itu.
Setelah bekerja di Jakarta, awal 2015 aku mulai
kegiatan relawan kembali. Semangat menyala-nyala itu terus ada di dalam dada.
Dengan aktifnya aku bepergian ke berbagai tempat untuk mengajar, atau
beraktifitas, banyak orang yang bertanya mengenai jumlah uang yang aku
dapatkan. Aku mengatakan itu adalah kegiatan sosial dan aku aktif menjadi
relawan. Banyak diantara teman-temanku yang meremehkan dan mengatakan
buang-buang uang, waktu, dan energi saja. Hidup di Jakarta mahal dan banyak
kebutuhan.
![]() |
Bersama rekan-rekan di Komunitas BISA |
Namun aku tidak menyerah, seiring banyaknya komunitas
yang aku ikuti, setiap akhir pekan ada saja kegiatan sosial yang aku ikuti.
Semakin banyak pengalaman relawan yang aku dapatkan saat itu. Jadi tahun 2015
itu selain menjadi relawan di bidang pendidikan bersama Kelas Inspirasi,
Komunitas APHALI Sosial dan Komunitas BISA, aku juga menjadi relawan untuk
Asean Literary Festival dan Makassar International Writer Festival. Di Asean Literary
Festival aku menjadi bagian dari divisi acara, dan di Makassar International
Writer Festival aku menjadi bagian dari divisi media relations.
Berbagai pengalaman aku dapatkan dengan menjadi
relawan, selain itu aku menambah jumlah orang-orang baru yang menjadi
teman-temanku, serta menjelajah banyak tempat baru yang aku belum pernah
datangi sebelumnya. Contohnya, aku beberapa kali ke Makassar dan belum pernah
mengunjungi Pulau Lae-lae yang letaknya tidak jauh dari Dermaga Popsa. Nah
ketika menjadi relawan di Makassar International Writer Festival, aku
ditugaskan untuk meliput kegiatan yang diadakan di Pulau Lae-lae. Saat itu
agenda para pembicara dan sponsor adalah mengunjungi bank sampah, dan sekolah yang ada di pulau
kecil tersebut. Sangat menyenangkan sekali.
Mengenal
Kepri lebih dekat dengan menjadi relawan bidang pariwisata
Tahun 2017, aku diajak seorang rekan untuk masuk ke
komunitas Generasi Pesona Indonesia Kepulauan Riau [Genpi Kepri]. Komunitas ini
bergerak dalam bidang pariwisata yang bertujuan untuk mempromosikan daerah tujuan
wisata di Kepulauan Riau. Aku mengenal secara daring teman-teman di grup,
hingga akhirnya berjumpa di Batam dan melaksanakan berbagai kegiatan bersama.
Aku ingat kegiatan pertamaku saat itu adalah meliput kegiatan bersepeda di Turi
Beach Resort bersama Kepala Dinas Pariwisata Kepulauan Riau, Bapak Boeralimar.
Kegiatan-kegiatan selanjutnya adalah bimbingan teknis kepariwisataan Kepri, dan
Famtrip Ke Pulau Benan.
Kegiatan menjadi relawan dalam bidang pariwisata
membawaku mengenal lebih dekat pariwisata di Kepulauan Riau, baik itu daerah
tujuan, komunitas, strategi, kekuatan dan yang lainnya. Karena hal ini pula aku
mengenal baik rekan-rekan di balik akun sosial media pariwisata Kepulauan Riau,
dengan networking yang baik ini
membawaku melanglang buana menyicipi mevvwahnya resort-resort di Batam dan Bintan
secara gratis.
Menapaki
Taman Nasional Ujung Kulon dan Pantai Kunjir
Tidak pernah terpikir dan terlintas dalam pikiranku
untuk mendatangi Taman Nasional Ujung Kulon, tempat bermukimnya badak bercula
satu. Dengan menjadi relawan Komunitas ACFH aku berkesempatan menjelajah
secimit area Taman Nasional Ujung Kulon. Saat itu komunitas yang dikomandani
oleh Mas Anton mengadakan kegiatan distribusi bantuan korban Tsunami Gunung
Krakatau di awal 2019. Nah dengan teman-teman baru saja aku kenal, kami memulai
kegiatan dari Cilegon selama dua hari satu malam. Ini menjadi kenangan
tersendiri bagiku loh.
Tidak hanya Taman Nasional Ujung Kulon, sebulan setelah
kejadian tsunami tersebut, aku juga mendatangi area Pantai Kunjir yang terletak
di Kec. Rajabasa – Lampung Selatan masih bersama teman-teman dari ACFH. Siapa
sangka sekarang Pantai Kunjir menjadi tempat yang sering aku datangi. Ah hidup
memang tidak bisa ditebak kemana jalannya. Yang jelas, sekarang area Pantai
Kunjir sudah berbenah dan cantik kembali.
Menjadi
Relawan di Tahun 2020
Tahun ini, sebelum pandemi aku masih berpartisipasi
sebagai relawan di dua kegiatan yang berbeda. Bersama Komunitas IHRI setiap dua
minggu berkunjung ke YPAB Bintaro dan Tanah Abang untuk bertemu adik-adik yang
sedang menempuh pendidikan Paket B dan Paket C. Lewat kegiatan bertemakan Kelas
Inspirasi, dari komunitas organisasi profesional Human Resources ini kami
berbagi pengalaman mengenai pengembangan diri. Kegiatan lapangan terhenti
disaat pandemi mulai melanda Indonesia di awal Maret.
Nah di tahun ajaran baru, kegiatan dimulai lagi dengan
metode daring yaitu menggunakan media zoom
meeting. Walaupun terasa kurang maksimal, dan hanya memiliki waktu satu jam
saja, namun kegiatan ini berlangsung seru loh. Setidaknya bisa mensyukuri, di
masa sulit ini kita masih punya kepedulian terhadap pendidikan.
Selain berbagi cerita untuk siswa dan siswi, lewat
Komunitas GA Circle, aku terlibat dalam kegiatan Kelas Pendidik Kreatif. Konsep
yang mirip dengan Ruang Berbagi Ilmu ini menitikberatkan sasaran guru sebagai
peserta. Relawan narasumber hadir membekali bapak dan ibu guru dengan berbagai
materi seperti Disiplin Positif, Pendidik Kreatif dan Materi Belajar Kreatif.
Kegiatan ini berpusat di kantor Garuda Indonesia kawasan Bandara Soekarno
Hatta. Sebelum cacar menyerangku 3 hari sebelum hari H, aku rajin sekali setiap
dua minggu datang ke Garuda City Center dan tidak pernah absen. Sedih banget
ketika hari pelaksanaan malah gagal hadir. Untuk kegiatan Kelas Pendidik
Kreatif Jilid 1 ini aku menjadi tim hura-hura di divisi acara.
![]() |
Sesi micro teaching relawan narasumber di KPK 1 |
Pada bulan September 2020 kemarin, alhamdulillah
terlaksana Kelas Pendidik Kreatif jilid 2 yang dilakukan secara daring. Kali
ini aku masuk ke divisi konten, yang bertugas menyiapkan seluruh bahan dan
materi para relawan narasumber. Dengan metode daring, berbagai rapat persiapan
kami siapkan dari bulan Juli 2020, sebelum kepindahanku ke Kalianda. Empat sesi
kegiatan selama empat minggu berturut-turut alhamdulilah berjalan dengan baik
dengan segala kekurangan dan kelebihannya.
![]() |
Pelaksanaan Kegiatan KPK 2 dilakukan secara daring |
Mudah-mudah pandemi segera berakhir sehingga bisa turun
ke lapangan lagi dan mengadakan kegiatan sosial ya. Sekali lagi Selamat Hari
Relawan Internasional!
0 comments
Berkomentarlah sebelum komentar itu ditarif...